Sunday, July 15, 2012


BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam pembangunan sistem perekonomian yang ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis yang kreatif,inovatif dan mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Oleh sebab itu SMK perlu melakukan upaya yang mampu menumbuhkan budaya menciptakan peluang dan memanfaatkan situasi yang ada secara kreatif. Cara ini dapat ditempuh dengan mendorong para siswa untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang ada untuk mengembangkan usaha,agar dapat bekerja secara mandiri yaitu berwirausaha. Dengan usaha kecil yang dibangun sendiri akan menumbuhkan wacana baru bagi siswa dalam mengembangkan paradigma perencanaan masa depan yang tidak  hanya mengharapkan kesempatan bekerja disektor formal dan informal, tetapi berani menjadi pencipta lapangan kerja.
Pendidikan akan senantiasa berkembang dari masa ke masa, sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri perkembangan pendidikan adalah perubahan-perubahan dari berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum, strategi belajar mengajar, alat bantu belajar, sumber-sumber dan sebagainya. (Santoso: 2006). Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan dimana adanya interaksi dua arah yakni interaksi antara pendidik dan peserta didik. Dalam kegiatan ini, terkadang ditemukan kesulitan belajar yang dihadapi oleh peseta didik. Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, kesehatan, lingkungan, teman pergaulan, keluarga, dan bisa juga disebabkan oleh diri peserta didik itu sendiri. Faktor-faktor yang menjadi masalah kesulitan belajar tersebut tidak dapat dihindari oleh setiap konseli.
Hal ini sangat wajar terjadi dan sering disebut sebagai kesulitan belajar konseli. Kesulitan belajar tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya disebabkan oleh faktor kesehatan, keadaan sosial,  keadaan keluarga dan dapat juga disebabkan karena pergaulan, dan berbagai macam masalah pribadi lainnya.
Pada masa usia SMK merupakan masa transisi dari masa remaja menuju dewasa, masa ini terdapat banyak gejolak pada diri anak, disamping itu adanya kemajuan teknologi menuntut siswa untuk mampu menyesuaikan diri dan menerima secara fisik maupun mental. Ketidak mampuan dalam menghadapi gejolak serta kemajuan teknologi dapat menyebabkan hambatan dalam proses pendidikan. Sering hambatan proses pendidikan disebabkan karena permasalahan kesulitan belajar, permasalahan kesulitan belajar ini telah dialami oleh salah satu siswa SMKN 6 Malang (konseli), yang mengalami kesulitan belajar dikarenakan kurangnya motivasi belajar. Dalam hal ini permasalahan SMK Negri 6 Malang ini juga kebanyakan tidak naik kelas karena sering tidak mengikuti pelajaran. Adapun surat izin ketika tidak masuk juga harus di antar oleh orang tua dan ada tindak lanjutnya. Karena ini terjadi akibat ulah siswa sendiri yang dahulunya pernah membohongi guru masalah surat permohonan izin yang ternyata di tulis oleh orang lain bahkan temannya sendiri.
Sedangkan masalah siswa khususnya di jurusan gambar bangunan ini kebanyakan masih kurang memahami bagaimana pentingnya belajar dalam jurusannya. Kurangnya minat dalam berkreasi dan berimajinasi mengenai pengembangan dunia sipil yang semakin berkembang. Dan kebanyakan masyarakat awam dalam menilai jurusan gambar bangunan ini sebelah mata. Dengan pemahaman seperti ini juga menghambat siswa gambar bangunan khususnya di SMK Negeri 6 Malang ini dalam mengembangkan bakatnya. Kurangnya juga motivasi dan pemahaman dunia luar yang semakin berkembang. Siswa sangat butuh pengetahuan dalam dunia luar tentang perkembangan dunia sipil di masyarakat. Dan dalam proses ini siswa butuh dibimbing dan diberikan pengarahan dan perhatian khusus dalam pemahamannya.
Permasalahan utama yang dhadapi oleh siswa adalah siswa kurang antusias dan kurang bersemangat dalam menerima pelajaran di kelas, siswa kurang baik dalam mengorganisasi waktu, sehingga waktu belajar di rumah dan sekolah sering terganggu karena kegiatan bermain yang lebih banyak dari pada kegiatan belajar dan tidur. Hal ini menyebabkan nilai siswa khususnya pada mata diklat Statika. Karena mata diktat ini tidak bisa kalau hanya dengan dibaca saja tanpa adanya latihan dan pemahaman konsep dasar. Dalam hal ini memang sangat diperlukan perhatian khusus dan banyak latihan soal yang diberikan kepada siswa dalam proses pemahaman dan kemantapan siswa.
Dengan ini penulis menilai dan mengambil masalah dari tingkah laku siswa terhadap lingkungan belajar teman sebaya dan keluarga dalam motivasi belajar dan prestasi siswa. Dengan judul studi kasus adalah Meningkatkan Prestasi Belajar Chassis Ototronik Dengan Menerapkan Metode Tanya Jawab Siswa Kelas XI OTO 1 SMKN 6 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”.

B.  PENGERTIAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

Banyak pakar mempunyai definisi eksplisit yang berbeda tentang arti kata “bimbingan (guidance)”. Tetapi secara implisit, definisi-definisi tersebut mempunyai akar makna ynag sama. Beberapa definisi dari kata “bimbingan” antara lain:
1.      Menurut buku Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan Universitas Negeri Malang  (Malang, 2007 / 2008 :35), penulis layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi adalah upaya mengenal, memahami, dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya ksulitan belajar bidang studi, dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.
2.      Menurut Partowisastro (1982:12), bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.
Dari  pengertian layanan bimbingan siswa di atas maka dapat diartikan bahwa layanan bimbingan siswa mempunyai maksud untuk melaksanakan suatu kegiatan dengan memberikan upaya untuk membantu atau memberikan pertolongan pada siswa agar permasalahan kurang rasa percaya diri  dalam belajar yang dialami dapat dipecahkan. Unsur-unsur yang terkandung di dalam bimbingan yaitu:
1.      Bimbingan merupakan suatu proses, dimana proses itu berlanjut.
2.      Adanya seseorang atau kelompok orang yang bermasalah.
3.      Ada unsur pemberian bantuan.
Bimbingan di sekolah tidak hanya bersifat bantuan setelah terjadinya/adanya suatu masalah akan tetapi juga berfungsi sebagai preventif, artinya menjaga menjauhkan murid dari masalah yang dapat mengganggu dan juga memberi bantuan yang bersifat preservatif, menjaga keadaan yang telah baik supaya tetap menjadi baik (Partowisastro, 1982: 28).

C.  TUJUAN

1.      Tujuan Umum
Usaha layanan bimbingan siswa secara umum bertujuan untuk mengenal latar belakang pribadi siswa yang mengalami kesulitan belajar agar siswa (konseli) dapat memahami dirinya sendiri, mampu mengatasi kesulitannya sendiri sehingga dapat mengembangkan diri dan prestasinya secara optimal.
2.      Tujuan Khusus
Secara khusus, layanan bimbingan kepada siswa bertujuan untuk:
a.       Untuk mengerti dirinya dan lingkungannya. Mengerti diri meliputi pengenalan kemampuan, bakat khusus, minat, cita-cita dan nilai-nilai hidup yang dimiliki untuk pengembangan dirinya. Mengerti lingkungan meliputi pengenalan baik lingkungan fisik, social dan budaya.
b.      Mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidupnya secara bijak baik dalam pendidikan, pekerjaan dan social pribadi.
c.       Mengembangan kemampuan dan kesanggupan secara maksimal.
d.      Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijak. Bantuan ini merupakan bangtuan menghilangkan kebiasaan buruk atau sikap-sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah.
e.       Mengelola aktifitas kehidupan, mengembangkan sudut pandangnya dan mengambil keputusan serta mempertanggung kawabkannya.
f.       Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungannnya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             

D.  MANFAAT

Kegiatan layanan bimbingan siswa mempunyai arti yang sangat penting dalam rangkaian proses belajar-mengajar di sekolah. Secara umum layanan bimbingan ini dapat memberikan manfaat antara lain:
1.         Bagi Siswa
Tingkat rasa percaya diri yang dihadapi siswa tergantung dari faktor internal yang meliputi tingkat kecerdasan, bakat, minat, keadaan fisik serta keadaan pribadi siswa itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal antara lain meliputi latar belakang siswa, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Manfaat yang diperoleh oleh siswa dari layanan bimbingan siswa ini antara lain :
a.       Siswa memperoleh bantuan untuk mengidentifikasi kasus atau masalah yang   dihadapinya dan jalan keluarnya.
b.      Siswa dapat memperoleh informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar terutama masalah rasa percaya diripada mata diklat Merakit Mebel.
2.      Bagi Sekolah dan Guru
Mengarahkan anak didik untuk mengembangkan cara belajar agar mampu mendapatkan, mengolah, menggunakan, menilai, dan mengkomunikasikan perolehannya. Untuk itu guru harus dapat menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya dirisiswa  agar siswa dapat berkembang sesuai dengan taraf perkembangannya.
  1. Bagi Orang Tua Siswa
Layanan Bimbingan Siswa juga memberi manfaat pada orang tua siswa, antara lain yaitu:
a.       Orang tua dapat membantu permasalahan yang dihadapi anaknya.
b.      Meningkatkan komunikasi antara sekolah dan orang tua sehingga dapat dihindarkan terjadinya kesalahpahaman.
c.       Memperoleh informasi tentang situasi dan kondisi anaknya di sekolah, sehingga orang tua dapat mengendalikan dan mengarahkannya.
d.      Mendorong dan memotivasi anak untuk lebih percaya diri dan berinteraksi denagn sesama.

  1. Bagi Wali Kelas dan Guru BK
Dengan adanya layanan bimbingan siswa, akan dapat diketahui beberapa permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswanya. Dengan demikian maka wali kelas dan guru BK dapat mengawasi dan mengarahkan siswa dengan bimbingan dan bantuan terutama berkenaan dengan rasa percaya diri.
  1. Bagi Kepala Sekolah
Layanan bimbingan siswa akan memberikan manfaat kepada kepala sekolah antara lain :
a.      Memberikan masukan kepada kepala sekolah untuk dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi guru yang dipimpinnya, terutama yang berkaitan dengan program-program layanan bimbingan siswa.
b.      Memperoleh informasi yang berkenaan dengan siswa-siswanya, sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan menentukan kebijaksanaan pada masalah kesiswaan.
  1. Bagi Calon Guru (Mahasiswa PPL)
Manfaat yang diperoleh bagi calon guru sangat besar, yaitu pengalaman menyelesaikan masalah yang dihadapi anak didik. Pengalaman ini sebagai penerapan dari pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah untuk menunjang profesionalisme sebagai guru di masa yang akan datang.

E.                 METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan studi kasus ini terdiri dari beberapa metode, antara lain :

1.         Angket pribadi

Angket adalah instrumen pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan-pertanyaan tentang diri konseli yang harus dijawab/dikerjakan oleh konseli. Angket  data pribadi berisi tentang data pribadi konseli, dari angket tersebut dapat dianalisis penyebab dari masalah yang dihadapi konseli.

2.         Problem checklist

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sebuah daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing masalah yang pernah atau sedang dialami oleh konseli. Teknik ini dilakukan dalam bentuk lembar problem check list.

3.         Wawancara

Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mewancarai secara langsung konseli itu sendiri dan orang-orang yang ‘dekat’ dengan konseli, seperti wali kelas dan teman dekat di kelas. Wawancara berguna untuk mendukung data yang diperoleh dari angket dan dokumenter.

4.         Observasi / pengamatan

Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala dan tingkah laku pada diri konseli. Observasi dapat dilakukan dengan mengamati tingkah laku konseli selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas, tingkah laku konseli terhadap teman-temannya atau terhadap gurunya.

5.          Angket studi habit

alat untuk mengukur kemampuan dan proses belajar siswa

F.                 ALASAN PENELITIAN

Dalam studi kasus ini penulisan dalam penyusunannya memilih klien tersebut dengan alasan sebagai berikut :
1.      Prestasi belajarnya kurang dibandingkan rata – rata nilai temannya satu kelas.
2.      Sering mengobrol/celometan dengan temannya dikelas waktu pelajaran berlangsung.
3.      Lambat dalam mencatat materi di proyektor sehingga waktu pelajaran terbuang sia – sia untuk mencatat saja.
4.      Mempunyai sifat mengantuk dan menidurkan kepalanya dimeja sewaktu pelajaran diberikan.
Berdasarkan gejala diatas maka penulisan dapat menyimpulkan bahwa konseli mengalami masalah yang harus segera diatasi. Gejala tersebut akan semakin berkembang dan merugikan konseli bila dibiarkan tanpa bimbingan, karena itulah penulisan memutuskan untuk memberi bantuan agar konseli dapat bertingkah laku lebih baik, sehingga timbul semangat dalam kehidupan dan prestasinya akan meningkat lagi secara optimal.

G.                KONFIDENSIALITAS

Data yang diperoleh sifatnya sangat rahasia dan diisi degan sejujurnya oleh konseli, maka sesuai dengan kode etik konselor di sekolah, nama dan identitas yang berkaitan dengan diri konseli dibuat fiktif, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi jika di kemudian hari ada yang membaca dan mencoba mengetahui data ini, sehingga dapat menjaga perasaan konseli agar tidak malu atau merasa rendah diri jika kerahasiaanya diketahui oleh orang lain yang tidak berkepentingan.
Adapun azas kerahasiaan ini telah diatur dalam kode etik jabatan konselor (1995) yang berbunyi :
a.       Catatan tentang diri konseli yang meliputi wawancara, testing, surat menyurat, rekaman data lain, semuanya merupakan informasi yang bersifat rahasia dan hanya boleh digunakan untuk kepentingan riset atau pendidikan calon konselor asalkan identitas konseli dirahasiakan.
b.      Adalah kewajiban konselor untuk memegang rahasia konseli, kewajiban ini tetap berlaku walaupun konselor tidak lagi menangani kasus atau tidak berdinas lagi sebagai konselor.







BAB II

LAYANAN BIMBINGAN


Layanan bimbingan siswa merupakan suatu upaya untuk mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami masalah. Mengacu pada petunjuk pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Malang tahun 2011/2012, maka langkah-langkah kegiatan layanan Bimbingan Konseling (BK) terhadap siswa yang menjadi konseli dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu identifikasi kasus, diagnosis, prognosis, pemberian bantuan (treatment), dan tidak lanjut (follow up).

A.      IDENTIFIKASI KASUS

Identifikasi kasus adalah dapat di artikan sebagai suatu usaha atau cara yang dilakukan sebagai langkah awal dalam kegiatan layanan studi kasus kepada siswa. Studi kasus ini bertujuan untuk mendapatkan / menemukan inti dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa yang bersangkuttan.
Kriteria yang di pakai dalam menentukan klien / siswa yang mempunyai masalah dalam penyusunan layanan bimbingan ini adalah sebagai berikut :

1.             Klien pasif mengenai pelajaran didalam kelas

2.             Terlalu banyak mengobrol dengan temannya

3.             Kurang semangat belajar karena sering tiduran di meja kelas

Identifikasi kasus dilakukan dengan 5 cara, yaitu angket biodata siswa, , wawancara, observasi, angket studi habit dan problem chek list. Adapaun data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1.      Angket Biodata Siswa
a)      Hasil Dari Pengantar Angket Untuk Siswa
Ø  Identitas Siswa
1.       Nama lengkap                      : Adi Fauzan
2.       Nama panggilan                   : Adi
3.       Kelas / no. induk siswa        : XI OTO 1/ 08
4.       Tempat dan tanggal lahir     : Malang,  31 agustus 1994
5.       Agama                                  : Islam
6.       Alamat sekarang                  : Bumiayu, Kedung Kandang, Malang
7.       Asal SMP/Sekolah               : SMKN 6MALANG
8.       Berat badan / Tinggi badan :     Kg /     Cm
9.       Siswa anak ke                      : 1dari 3 saudara kandung
10.   Hobby                                  : Sepak Bola
11.   Cita-cita                               : Jadi Juragan/ Pengusaha
12. Sarana ke sekolah                   : Naik Sepeda Motor

Ø  Identitas orang tua/wali
Tabel 2.1 Identitas Orang Tua/Wali


Ayah
Ibu
1
Nama
Sutrisno
Alm. Astuti
2
Agama
Islam
Islam
3
Alamat Tinggal
Bumiayu, Kedung Kandang, Malang
Bumiayu, Kedung Kandang, Malang
4
No Telp/ Hp
-
-
5
Pendidikan Ortu
SD
SD
6
Pekerjaan/Jabatan
Wiraswasta
Wiraswasta
7
Hidup/Almarhum
Hidup
hidup
8
Penghasilan/bulan
-
-
Table 2.2 Daftar Nama Saudara Siswa
No
Nama
L/P
Hubungan
Sekolah
Bekerja
1
Faisal Fitro
L
Kandung
-
Bekerja
2
M. Farhan
L
Kandung
SD
-




Ø  Riwayat pendidikan siswa
a)      TK / RA              :
b)     SD / MI                : Bululawang Malang
c)      SMP / MTs          : Bululawang Malang

Ø  Kebiasaan belajar
1.      Apakah kamu siatiap hari belajar? jarang
2.      Apakah kamu mempunyai kelompok belajar? jarang
3.      Apakah anda bisa meminta bimbingan orang yang dekat dengan anda untuk membantu belajar anda? jarang

Ø  Lingkungan pergaulan
1.      Apakah kamu memiliki teman akrab dirumah? Iya
2.      Kamu sering bermain dengan teman akrab kamu? Iya
3.      Apakah teman akrab kamu termasuk pandai? Tidak

Ø  Keterangan pendidikan sekolah
1)      Mengapa kamu memilih sekolah di SMK Negeri 6 Malang ini?
Untuk membantu SMKN 6 Malang lebih berprestasi
2)      Kalau ingin melanjutkan cita-cita keperguruan tinggi, perguruan tinggi mana yang akan menjadi cita-cita anda?
UM (universitas negeri malang)
3)      Apakah cita-cita anda? Pengusaha
4)      Kesultan apa saja yang kamu alami sampai sekarang ini dalam menggapai cita-citamu? Tidak ada
5)      Pelajaran apa saja yang kamu senangi? Semua senang
6)      Pelajaran apa yang kamu tudak sukai selama ini? Tidak ada
Berdasarkan data angket diatas bahwa konselibisa disimpulkan siswa masih jarang maumenyempatkan waktunya untuk belajar dan juga  mempunyai kelompok belajar.

2.      Daftar Cek Masalah
Berdasarkan hasil dari Problem Chek List dari Konseli diperoleh data-data sebagai berikut :
a)      Masalah Kesehatan
1.         Merasa terlalu gemuk
2.         Sering merasa mengantuk
Prosentase =  
b)     Masalah Keadaan Penghidupan Ekonomi
1.         Saya tidak ingin orang tua terlalu mengekang
Prosentase =
c)      Masalah Rumah dan Keluarga
1.      Selalu bertengkar dengan adik/kakak
Prosentase =
d)     Masalah Agama dan Moral
Prosentase =
e)      Masalah Hubungan Pribadi
1.      Sering merasa malu dengan kawan lawan jenis
2.      Bersikap dingin dalam bergaul
3.      Saya ingin menjadi menarik
Prosentase =
f)       Masalah Kehidupan Sosial danBerorganisasi
1.         Mudah merasa malu
2.         Lebih senang menjadi anggota daripada menjadi ketua
Prosentase =
g)      Masalah Rekreasi / Hobi dan penggunaan waktu
1.         Lebih suka buku – buku hiburan daripada buku – buku pelajaran
2.         Waktu saya banyak terpakai untuk membantu orang tua
Prosentase =
h)     Masalah Penyesuaian terhadap sekolah
1.      Bahan pelajaran sukar dikuasai
2.      Di sekolah tidak dapat memusatkan memusatkan perhatian
3.      Saya sering datang terlambat
Prosentase =
i)        Masalah Penyesuaian Terhadap Kurikulum
1.      Sulit mengerti isi buku pelajaran
2.      Sukar menangkap dan mengikuti pelajaran
3.      Sering mendapat kesukaran dalam menyelesaikan pekerjaaan rumah
4.      Pelajaran yang bersifat hitungan sukar bagiku
Prosentase =
j)       Masalah Masa Depan Yang Berhubungan Dengan Pendidikan Dan Jabatan
1.      Saya ingin mengetahui bakat dan kemampuan saya
Prosentase =
k)     Masalah Kebiasaan Belajar
1.      Belajar hanya waktu malam hari
2.      Sukar memusatkan perhatian pada waktu belajar/sulit memahami pelajaran yang saya pelajari
Prosentase =
l)        Masalah Muda Mudi dan Aamara
1.      Bercinta adalah bagian dari hidup saya
2.      Bercinta pada waktu masa sekolah dapat menjadi dorongan
3.      Saya pernah patah hati ditinggal pacar
4.      Sering membayangkan adegan cinta
Prosentase =
Dari hasil cek masalah dapat disimpulkan bahwa masalah konseli yang banyak terlihat adalah Masalah Penyesuaian Terhadap Kurikulum ( )
3.      Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data yakni dengan konseli, komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog lisan. Dari hasil wawancara dengan konseli, maka didapat data sebagai berikut :
Tabel 2.3 Daftar Hasil Wawancara
No
Hari/Tgl.
Pertanyaan
Jawaban


·         Kesulitan Belajar
1.      Dimana tempat kamu belajar yang bisa membuat nyaman? Kenapa?
2.      Apakah kamu punya waktu khusus untuk belajar?
3.      Seberapa sering kamu belajar?
4.      Adakah keinginan untuk belajar?
5.      Adakah buku cetak tiap-tiap mata pelajaran untuk belajar?
6.      Apa saja kegiatan kamu setelah pulang sekolah?
7.      Diantara tiga (maen ke rumah teman, lihat TV dan pergi ke internet, mana yang paling sering?)
8.      Acara apa yang paling kamu suka?
9.      Adakah seseorang yang memperhatikan/mengingatkan kamu untuk belajar?
10.  Pelajaran apa yang paling kamu suka dan paling tidak kamu suka?
11.  Bagaimana sikap kamu kepada teman-teman saat dikelas ?
12.  Apakah kamu pernah tidak naik kelas?

Cafe, karena bisa sharing bersama teman – teman.

Punya tapi tidak banyak.


Jarang belajar

Ada

Ada


Bekerja membantu orang tua

Lihat TV



OVJ, sepak bola, berita

Ada


Suka semua


Diam, tidak banyak bicara


Tidak semua



·         Kehidupan sosial ekonomi
1.      Kamu tinggal bersama siapa di rumah?
2.      Apa kerja kakek dan nenekmu?
3.      Yang memberi uang saku tiap hari siapa?
4.      Setiap hari diberi saku berapa?
5.      Untuk apa saja saku tersebut?
6.      Seberapa sering kamu ke warnet?
7.      Apa saja yang kamu cari/buka ketika di warnet?
8.      Seberapa besar orang tua (ibu) perhatian kepadamu?
9.      Kurangkah perhatian orang tuamu dalam mendidik kamu?
10.  Apakah kamu kurang  menghargai orang lain, teman ataupun orang yang ada d sekitarmu?


Kedua orang tua


Mama

Rp 10.000,-

Makan, beli bensin

1 minggu 2X

Facebook

99%

Tidak


Tidak


Dari hasil wawancara dengan konseli dapat disimpulkan bahwa memang butuh diperhatikan khusus. Konseli merasa kurang diperhatikan lebih dan kurang kasih sayang sehingga menyimpang perilaku yang seperti ini dan butuh ada orang yang selalu mengingatkan dan pendekatan khusus dengan konseli.
4.      Observasi
Observasi merupakan teknik untuk merekam data atau keterangan tentang diri seseorang yang dilkukan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga diperoleh data-data tingkah laku seseorang yang menunjukkan apa yang dilakukan dan apa yang diperbuat. Table menunjukkan hasil observasi terhadap konseli.
Tabel 2.2 Hasil Observasi
No
Hari / Tgl
Tempat
Hasil
1
Sabtu / 18 februari 2012
Kelas
·         Tempat duduk didepan
·         Sikap duduk agak tiduran
·         Kuang memperhatikan pelajaran
·         Sifatnya pasif
·         Sifat ke guru agak takut
·         Sering mengobrol waktu pelajaran
·         Peralatan 1 buku untuk 1 pelajaran
2
Sabtu / 25 februari 2012
Kelas
·         Tempat duduk didepan
·         Sikap duduk agak tiduran
·         Kuang memperhatikan pelajaran
·         Sifatnya pasif
·         Sifat ke guru agak takut
·         Sering mengobrol waktu pelajaran
·         Peralatan 1 buku untuk 1 pelajaran
3
Sabtu / 03 maret 2012
Kelas
·         Tempat duduk didepan
·         Sikap duduk agak tiduran
·         Kuang memperhatikan pelajaran
·         Sifatnya pasif
·         Sifat ke guru agak takut
·         Sering mengobrol waktu pelajaran
·         Peralatan 1 buku untuk 1 pelajaran
4.
Sabtu / 17 maret 2012
Kelas
·         Tempat duduk didepan
·         Sikap duduk tegak dan bersandar
·         Kuang memperhatikan pelajaran
·         Sifatnya pasif
·         Sifat ke guru agak takut
·         Sering mengobrol waktu pelajaran
·         Peralatan 1 buku untuk 1 pelajaran

Dari hasil observasi maka dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut ini kurang bisa mengontrol konsentrasi dirinya dalam kelas dengan mudah terpancing dengan teman-temannya untuk diajak mengobrol waktu pelajaran dan setelah diingatkan hanya mendengarkan dan melaksanakannya sesaat, namun kembali lagi apabila tidak diawasi lagi.

5.      Angket Studi Habit
Dalam angket studi habit ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dengan cara belajar, cara mengatur waktu, persyaratan belajar dan hal-hal yang berhubungan dengan masalah belajar.adapun hasil dari studi habit ini adalah :
NO
PERNYATAAN
YA
TIDAK
1.
Saya mempunyai waktu yang cukup untuk belajar
-
-
2.
Di rumah saya tidak punya waktu yang cukup untuk belajar
-
-
3.
Saya belajar tiap hari/malam secara teratur
-
-
4.
Saya belajar kalau mau menghadapi ujian/ulangan
-
-
5.
Saya terlalu banayak membantu orang tua di rumah
-
-
6.
Saya mempunyai daftar waktu belajar
-
7.
Saya tidak mempunyai daftar waktu belajar
-
8.
Saya tidak mempunyai daftar kelompok belajar di rumah
-
9.
Ada kamar belajar tersendiri di rumah
-
-
10.
Lampu ruang belajar di rumah cukup memenuhi syarat
-
11.
Adik-adik sering mengganggu saya belajar
-
12.
Teman-teman saya sering mengganggu saya belajar
-
13.
Suara bising di luar sering mengganggu belajar saya
-
-
14.
Saya biasa tidur siang
-
-
15.
Saya tidak biasa tidur siang
-
-
16.
Di rumah saya mempunyai kegiatan olahraga, organisasi atau kegiatan lain selain membantu orang tua
-
-
17.
Biasanya bahan-bahan yang sulit saya pelajari terlebih dahulu, kemudian bahan yang lebih ringan
-
-
18.
Saya tidak merencanakan bahan apa yang harus saya pelajari
-
-
19.
Saya merasa kurang cocok dengan studi / jurusan yang saya pilih
-
-
20.
Saya merasa cocok dengan studi / jurusan yang saya pilih
-
-
21.
Orang tua saya merencanakan bidang studi yang akan saya pilih / saya ambil
-
-
22.
Saya bersama orang tua merencanakan bidang studi yang akan saya pilih / saya ambil
-
23.
Saya sendiri yang menentukan bidang studi yang saya pilih / saya ambil
-
-
24.
Ada beberapa pelajaran yang sulit saya ikuti
-
25.
Saya cepat mengikuti sistem pendidikan di sekolah ini
-
-
26.
Saya sulit mengikuti sistem pendidikan di sekolah ini
-
-
27.
Saya tidak mengerti tentang sistem pendidikan di sekolah ini
-
-
28.
Alat-alat belajar saya terlalu tidak mencukupi dan tidak berhasil
-
-
29.
Uang SPP selalu mengganggu belajar saya
-
-
30.
Alat-alat pelajaran di sekolah sangat membantu belajar saya
-
31.
Orang tua / Wali saya selalu memperhatikan penggunaan waktu belajar saya
-
-
32
Orang tua / Wali saya tidak memperhatikan penggunaan waktu belajar saya
-
33.
Orang tua / Wali saya kadang-kadang memperhatikan penggunaan waktu belajar saya
-
-
34.
Saya belajar kalau mendapat teguran dari orang tua saja
-
35.
Saya belajar karena dorongan dan kebutuhan saya sendiri
-
36.
Saya belajar karena terdorong oleh teman
-
-
37.
Saya tidak mengetahui manfaat pelajaran yang saya ikuti
-
-
38.
Saya kurang jelas apa manfaat beberapa pelajaran yang saya ikuti
-
-
39.
Buku-buku pelajaran saya tidak lengkap
-
40.
Buku-buku pelajaran saya cukup lengkap
-
-
41.
Buku catatan pelajaran saya cukup lengkap
-
-
42.
Buku catatan saya kurang lengkap
-
43.
Saya tidak begitu berminat dengan buku-buku pelajaran
-
-
44.
Saya sulit memahami buku-buku pelajaran
-
-
45.
Saya sering membaca buku di perpustakaan
-
46.
Saya kadang-kadang membaca buku di perpustakaan
-
-
47.
Saya jarang membaca buku di perpustakaan
-
-
48.
Saya tidak membaca buku di perpustakaan
-
49.
Saya tidak pernah bertanya kepada Bapak / Ibu guru tentang pelajaran
-
-
50.
Saya sering bertanya kepada Bapak / Ibu guru tentang pelajaran
-
-
51.
Saya kadang-kadang bertanya kepada Bapak / Ibu guru tentang pelajaran
-
52.
Saya jarang bertanya kepada Bapak / Ibu guru tentang pelajaran
-
-
53.
Saya kadang-kadang bertanya kepada teman-teman tentang pelajaran
-
54.
Saya sering bertanya kepada teman-teman tentang pelajaran
-
-
55.
Saya jarang bertanya kepada teman-teman tentang pelajaran
-
-
56.
Di rumah, ada yang membantu saya dalam soal pelajaran
-

A.    Berapa jamkah rata-rata dalam satu hari Anda menggunakan waktu belajar
            Siang hari sesudah sekolah           : .... jam yaitu dari jam ..... s/d jam .......
            Malam hari sesudah sekolah         : .... jam yaitu dari jam ..... s/d jam .......
B.     Konseli merasa memerlukan keterangan cara-cara bagaimana belajar yang baik. Yaitu :
Bagaimana cara belajar yang efektif
Bagaimana cara menghafal yang efektif

Dari hasil data studi habit diatas bisa disimpulkan bahwa kkonselimasih punya keinginan untuk belajar dengan keinginannya sendiri tanpa di ingatkan. Adapun materi yang dibuat belajar kebanyakan hanya dicatatannya saja jarang menggunakan buku cetak. Fasilitas yang mendukung dirumah saya kira juga sudah cukup untuk selalu belajar setiap hari.

B.       DIAGNOSIS

Setelah menentukan kasus siswa dan mengetahui kekurangan serta kelebihannya, maka langkah yang dilakukan adalah diagnosa yaitu dugaan sementara masalah yang dihadapi konseli. Tujuan dari diagnosa adalah:
1.      Mengetahui lokasi kenapa siswa kurang bisa mengontrol konsentrasinya ketika didalam kelas.
2.      Mengetahui kenapa siswa mudah terpancing dengan temannya apalagi masalah celometan yang sulit berhenti.
3.      Mengetahui jenis kesulitan yang dihadapi siswa.
4.      mengetahui latar belakang kesulitan yang dialami siswa.
5.      Mengetahui kenapa siswa tersebut lambat dalam mencatat sehingga mengulur / membuang waktu yang sia-sia.
6.      Siswa mudah merasa mengantuk di kelas
Dari hasil diagnosa diatas didapat kesimpulan bahwa konseli kurang bisa mengontrol konsentrasi dirinya ketika didalam kelas dan dengan teman-temannya yang sering celometan dan siswa sangat lambat ketika mencatat materi di layar proyektor ketika diajarkan sehingga membuat waktu yang disampaikan oleh seorang pendidik terasa terbuang sia-sia hanya karena dengan konseli ini.
Oleh karena itu perlu dilakukan studi kasus untuk meningkatkan prestasi belajar chassis ototronik dengan menerapkan metode tanya jawab siswa kelas XI OTO 1 SMKN 6 Malang semester genap tahun ajaran 2011/2012.

C.           PROGNOSIS

Prognosis adalah salah satu usaha menetapkan jenis bantuan yang harus diberikan kepada siswa untuk mengatasi kesulitannya. Jika masalah konseli tidak segera dibantu maka dimungkinkan terjadi hal-hal sebagai berikut :
1.      Konseli ramai di dalam kelas dalam celometan dan tidak bisa terkontrol
2.      Lebih lambat lagi dalam mencatat materi dilayar proyektor sehingga lebih memperlambat jam pelajaran yang ada. Padahal waktu yang telah tersedia bagi seorang pendidik sangat kurang untuk mengintensifkan siswa ini lebih paham dan pendalaman materinya.
3.      Sifat mudah mengantuknya akan menjadi kebiasaan dan mungkin bisa setiap hari tiduran di kelas.
Jika masalah yang dihadapi konseli dapat segera diatasi, maka
kemungkinan yang akan terjadi pada diri konseli adalah :
1.      Konseli lebih bisa mengontrol konsentrasi didalam kelas agar tidak celometan dan ramai
2.      Siswa lebih bisa memaksimalkan waktu di dalam kelas dalam mencatat materi yang disajikan oleh pendidik sehingga waktu yang telah disediakan sesuai dengan hasil yang akann disampaikan.
3.      Konseli lebih bisa memikirkan apa yang diberikan nasehat padanya apabila itu untuknya lebih baik tanpa memandang siapa yang memberikan nasehat itu.
4.      Sifat mengantuk siswa akan berkurang sedikit demi sedikit setiap harinya
Adapun usaha–usaha pemberian bantuan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
1.      Konseli kurang mempunyai motivasi bagaimaana mengontrol dirinya agar tidak mudah terpengaruh dengan teman sekitar kalau itu menyebabkan kerugian bagi orang lain
2.      Konseli belum mempunyai motivasi pentingnya waktu belajar dalam kelas dan bisa mempergunaakan waktunya untuk bertanya yang kurang jelas bukan hanya asyik mencatat materi yang diajarkan saja
3.      Konseli kurang mempunyai motivasi bagaimana penting dan bermanfaat nasehat itu baginya tanpa memandang siapa yang memberinasehat tersebut

D.  PEMBERIAN BANTUAN (Treatment)

Tahap ini merupakan inti dari studi kasus yang digunakan oleh praktikan untuk membantu konseli memecahkan permasalahannya sehingga konseli dapat bertingkah laku adaptif.
Pra pemberian bantuan kepada konseli :
1.      Konseli ramai di dalam kelas dalam celometan/mengobrol dengan teman dan tidak bisa mengontrol konsentrasinya ke pelajaran. Jadi konseli tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan
2.      Lebih lambat dalam mencatat materi dilayar proyektor sehingga lebih memperlambat jam pelajaran yang ada.

3.      Mempunyai sifat mudah mengantuk yang menjadi kebiasaan dan menidurkan kepalanya di meja.

Pasca pemberian bantuan kepada konseli :

1.      Konseli lebih bisa mengontrol dirinya untuk tidak mengobrol/celometan dengan temannya waktu pelajaran berlangsung.

2.      Lebih cepat dalam mencatat materi dilayar proyektor dan sehingga jam pelajaran dapat berjalan lancar dan pengajaran yang diberikan bisa menjadi maximal.
3.      Dalam memperhatikan pelajaran yang diberikan, posisi duduk sudah tegak dan tidak menidurkan kepalanya lagi ke meja. Sifat mengantuknya juga sudah mulai berkurang.

Usaha pemberian bantuan yang akan dilakukan yaitu :
·         Pemberian motivasi
a)      Memberikan motivasi bagaimana cara mengontrol konsentasi dirinya agar tidak terpancing ketika didalam kelas dalam ramai mengobrol dan celometan ketika ada temannya yang memulai.
b)     Memberikan motivasi bagaimana seorang pendidik itu sudah berusaha mempersiapkan semuanya yang akan diajarkan kepada muridnya baik dari materi sampai batas mana dan alokasi waktunya. Jadi agar si konselilebih bisa memaksimalkan waktu yang telah ditentukan oleh seotang pendidik. Karena waktu yang dibatasi membuat seorang pendidik harus bisa mengondikan alokasi waktu yang tepat dengan target materi yang telah ditentukan. Dan memberikan pandangan kalau di tegur dalam mencatat dan ditinggal dalam mencatat jangan menunjukkan kepada pendidik sikap yang langsung marah dan tidak mau mencatat lagi. Waktu sangat penting dalam kelas apabila materi yang diajarkan serasa kurang.
c)      Memberikan motivasi kepada konseli bagaimana mempersiapkan semuanya dalam pelajaran agar dalam kelas tidak mengantuk waktu pelajaran berlangsung.
d)     Memberikan motivasi berapa pentingnya nasehat yang diberikan kepadanya tanpa melihat dan mimikirkan dari siapa nasehat itu keluar. Hal yang paling penting adalah, apakah nasehat itu baik dan bermanfaat untuk membangun dirinya untuk kenjadi lebih baik lagi bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan yang ada disekitarnya karena kita hidup didunia ini secara bersosialisai bukan merasa sendiri dan individualisme.
·         Pemberian bimbingan
a.      Memberikan pengarahan bagaiamana mengontrol konsentrasi diri ketika didalam kelas waktu pelajaran.
b.      Mengajarkan kepada konseli untuk lebih cepat dalam mencatat dengan mempertimbangkan waktu yang telah ada agar pembelajaran dapat tercapai secara maximal.
c.       Memberikan bantuan tentang pandangan sekolah itu sangat berpengaruh bagi kehidupan selanjutnya dengan keadaan ekonomi yang semakin sulit dan mahal. Menitik beratkan juga bahwa pndidikanmu harus lebih baik dari orangtuamu selama orang tuamu mampu membayainya.
d.      Memberikan perhatian khusus tentang sikap dan polah tingkah lakunya ketika didalam kelas ketika pelajaran saya.

E.  TINDAK LANJUT (follow up)

Sebagai langkah akhir dari kegiatan bantuan yang diberikan kepada konseli adalah berupa tindak lanjut. Tindak lanjut dimaksudkan untuk mengetahui apakah usaha yang diberikan konseli itu efektif untuk mengatasi permasalahan konseli atau tidak. Jika bantuan yang diberikan berhasil, maka usaha selanjutnya adalah memantau konseli, sedangkan kalau usaha yang diberikan tidak berhasil maka dilakukan pencarian alternative bantuan yang lain dan bisa juga dilakukan pengulangan diagnosis. Langkah – langkah yang perlu diambil untuk mengetahui keberhasilan konseli adalah :
1.      Mengamati perilaku konseli didalam kelas setelah pemberian motivasi dan saran.
2.      Melihat tingkah lakunya ketika didalam kelas dalam celometan, dan mencatat.
3.      Mengadakan wawancara mengenai perkembangan konseli tentang masalah yang dihadapi konseli selama ini.
4.      Mengadakan wawancara kepada temannya apakah sudah mengalami perubahan setelah diadakan  bimbingan.
Adapun hasil pengamatan dan wawancara sementara hasil pemberian bantuan yang dilakukan yaitu berupa timbulnya hal-hal positif yang menunjukkan keberhasilan treatment yang diberikannya, diantara adalah :
1.      Konseli lebih bersemangat dalam memaksimalkan waktu agar bermanfaat tanpa mengulur waktu pelajaran dalam kelas
2.      Konseli lebih bisa menjaga dirinya dalam mengontrol konsentrasi dirinya dalam bertindak, dan berbicara di dalam kelas.
3.      Lebih bisa menghargai nasehat orang lain yang menurutnya bermanfaan dan mendukung dirinya untuk lebih baik lagi tanpa mimikirkan siapa yang memberikan nasehat itu.
Praktikan tidak dapat memantau perkembangan konseli karena keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki praktikan. Perubahan tingkah laku konseli atau perubahan pola pikir konseli juga tidak bisa dicapai dalam waktu sekali pertemuan, karena praktikan tidak mempunyai banyak waktu untuk mengikuti perkembangan konseli maka praktikan meminta bantuan kepada pihak BK untuk memantau perkembangan konseli.

 




















BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Dari beberapa uraian diatas, dapat diambil kesimpulan antara lain:
1.                  Permasalahan siswa di SMK Negeri 6 Malang yaitu kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran serta kurang waktu belajar dirumah. Juga banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran dan yang berada di kantin sekolah sehingga sering masuk terlambat saat pergantian jam.
2.                  Kriteria yang dipakai dalam menemukan konseli atau siswa yang mempunyai masalah dalam penyusunan layanan bimbingan ini, adalah konseli atau siswa siswa kurang antusias dan kurang bersemangat dalam menerima pelajaran di kelas terutama mata pelajaran ototronik jika dibandingkan dengan siswa lainnya dan sering terlihat tiduran atau mengobrol dengan temannya saat mengikuti pelajaran.
3.                  Rencana tentang jenis bantuan ini dilakukan untuk membantu mengatasi masalah-masalah yang dialami konseli. Rencana jenis bantuan yang akan diberikan adalah pemberian semangat belajar kepada konseli, pemberian pengarahan  kepada siswa cara mempelajari mata diklat ototronik, memberi cara belajar yang efektif, memberikan pengarahan agar lebih memperhatikan peajaran, bekerja sama dengan guru, dan memberikan pengarahan agar belajar kelompok dengan temannya.
4.                  Pemberian Bantuan (Treatment) yang berhasil diberikan pada konseli, antara lain, 1) Konseli mulai berusaha mengontrol dirinya dalam mengobrol/celometan dengan teman didalam kelas. 2) Konseli lebih cepat dalam mencatat materi dilayar proyektor dan sehingga jam pelajaran dapat berjalan lancar dan pengajaran yang diberikan bisa menjadi maximal. 3) Dalam memperhatikan pelajaran yang diberikan, posisi duduk sudah tegak dan tidak menidurkan kepalanya lagi ke meja. Sifat mengantuknya juga sudah mulai berkurang.
5.                  Langkah tindak lanjut atau follow up yang dilakukan oleh peneliti adalah 1) melihat perkembangan konseli, 2) melakukan pendekatan dengan cara face to face. Kemudian tindak lanjut berikutnya adalah masalah tersebut akan diambil alih kepada wali kelas maupun kepada guru bidang studi agar terus memonitor konseli, memberikan motivasi kepada konseli untuk selalu giat belajar sehingga prestasi belajarnya dapat dipertahankan, dan menyarankan kepada orang tua atau wali konseli agar senantiasa memberikan perhatian kepada putra-putrinya khususnya dalam belajar.

B.       SARAN
Dari hasil analisis layanan bimbingan siswa ini, penulis kepada:
1.      Sekolah
Pihak sekolah hendaknya memberikan wadah pada siswa. Khususnya siswa yang bermasalah, agar penanganannya tepat sesuai sasaran dan tidak berlarut-larut. Sanksi juga perlu diberikan jika siswa yang bermasalah tidak ada perubahan.
2.      Konselor Sekolah
Pihak konselor sekolah sebaiknya terus memberikan layanan bimbingan pada siswa konseli dalam kasus ini. Khususnya untuk lebih membangkitkan semangat belajar konseli sehingga konseli tidak terlihat malas dalam mengikuti semua mata pelajaran.
3.      Orang Tua
Orang tua hendaknya bisa mendampingi dan memberi perhatian penuh ke komseli sehingga konseli merasa ada yang memperhatikan selama belajar berada di rumah.
4.      Guru Mata Pelajaran / Wali Kelas
Guru pengajar dan wali kelas sebaiknya memberikan perhatian dan nasehat pada konseli untuk dapat lebih fokus dalam mengikuti pelajaran sehingga terlihat lebih antusias bersekolah.
5.      Siswa
Sebagai solusi atas masalah ini sebaiknya siswa menggunakan cara-cara menarik untuk mencatat materi seperti menggunakan konsep dasarnya ototronik yang mengacu pada teknologi masa depanyaitu mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari agar lebih bisa diterima/diingat dengan mudah oleh siswa. Memotivasi diri dalam kegiatan pembelajaran apapun karena pada dasarnya semua pelajaran yang diajarkan itu sama dan berguna untuk masa depan.
































DAFTAR PUSTAKA

UPT-PPL. 2007/2008. Buku Petunjuk Pelaksana Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Keguruan UM. Malang: UM Press
Depdikbud. 1975. Bimbingan dab Penyuluhan untuk PPSP. Balitbang Dikbud, Jakarta: PSP seri BP 2000
Hafidh Ridlo, Ahmad. 2011. Pengaruh Sikap Orang Tua Dan Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Dan Prestasi Siswa. Malang : Universitas Negeri Malang