Saturday, July 16, 2011

Baut dan Mur merupakan komponen teknik yang paling banyak digunakan dalam bidang konstruksi logam, baik untuk sipil, otomotif maupun permesinan. Komponen ini memiliki fleksibilitas dan kekuatan yang dapat diandalkan dan mudah dalam pemasangan/penggunaan, selain itu harganya juga cukup murah dan sangat mudah didapatkan. Baut dan Mur yang banyak digunakan adalah dalam satuan Metrik (60°) dalam pembuatan dratnya.

Cara penggambaran/simbol Baut dan Mur dalam gambar teknik:
 
 
Penulisan panjang baut untuk Hex Pocket dan Hexagon Bolt adalah panjang drat/ulirnya saja sedangkan kepala baut tidak diukur, untuk baut Versing dan Alen Screw panjang totalnya yang dipakai. Lihat dimensi l dalam table dibawah ini.
Ini adalah data teknis baut yang banyak dipakai secara umum:
 
Di bawah ini adalah rumus ulir metrik yang umum dipakai,
 
 
Ini adalah data-data baut dan mur metrik yang diperoleh dari aplikasi rumus diatas,

 


Sumber : Buku Elemen Mesin I

ELECTRIC SYMBOL

Electric symbol merupakan kumpulan dari beberapa macam simbol komponen mesin, baik yang berupa komponen mekanik maupun elektromekanik.
Simbol-simbol disini merupakan komponen gambar yang umum dipakai dalam pembuatan gambar wirring diagram untuk permesinan yang mencakup arus lemah dan arus kuat.

Sumber: Electronic book

CYRCLIP (SNAP RING)

Komponen yang satu ini cukup popular dalam bidang permesinan, karena bentuknya yang sederhana dan mudah pemakainya.
Ada 2 jenis cyrclip (snap ring) yaitu type S (safting) dan H (hole)
1. untuk pengunci shaft: Cyrclip S10 (angka sesuai dengan ukuran yang di inginkan)
2. untuk pengunci hole: Cyrclip H10 (angka sesuai dengan ukuran yang di inginkan)

Dalam gambar mesin, drafter belum tentu mencantumkan ukuran alur cyrclip, karena sebagian orang menganggap komponen ini sudah sangat umum dan mengerti ukuran-ukurannya.
Tapi untuk operator mesin yang pemula ini akan menjadi masalah tersendiri.
Untuk mengatasi hal itu, maka sini akan di uraikan table yang berisi ukuran cyrclip dari ukuran 10 mm sampai 95 mm.

Menentukan dimensi V-Belt


Dalam mengganti V-belt pada mesin yang sudah terpasang sering kali kita menjumpai V-belt yang sudah rusak parah sehingga name plate/dimensinya tidak bisa dibaca. Atau sudah tidak ada buku panduan spare parts untuk mesin tersebut dan masih banyak lagi masalah yang sering muncul. Untuk itu dibawah ini akan dibahas rumus untuk mencari ukuran V-belt.


Namun sebelumnya kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
  1. Posisikan motor/pulley driver pada tengah dudukan adjuster (Z-Z lihat gambar atas), ini dimaksudkan supaya nanti bisa dilakukan adjustment untuk mengencangkan ataupun mengendorkan saat V-belt akan dipasang.
  2. Cek ulang ketegak-lurusan pulley maupun kelurusan antara dua pulley (aligment), hal ini bisa dilakukan secara manual dengan bantuan benang atau penggaris maupun dengan lazer aligment.
Dibawah ini adalah tabel toleransi ketidaklurusan pulley (X-lihat gambar atas).

Sunday, July 3, 2011

Mobil Sapu Angin Buatan Mahasiswa ITS Yang Irit Bahan Bakar


Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya terus melakukan penyempurnaan terhadap mobil Sapu Angin yang diciptakannya, sehingga semakin irit n bahan bakar.

Tiga mahasiswa angkatan tahun 2007 itu--Eko Hardianto, Buda Yulia Prasetya, dan Ahmad Nurdin Arpah--menciptakan 3 varian mobil Sapu Angin, yakni Sapu Angin 3, 4, dan Sapu Angin 5.

Eko yang merupakan manajer tim menjelaskan, Sapu Angin 3, 4, dan 5 merupakan penyempurnaan mobil Sapu Angin 2 yang tahun lalu berlaga dalam perlombaan mobil irit bahan bakar tingkat Asia di Sirkuit Sepang, Malaysia.

Menurut Eko, Sapu Angin 3 mirip Sapu Angin 2. Namun, Eko dan kedua kawannya melakukan penyempurnaan, khususnya pada penataan desain dan perubahan pada mesin.

”Hasilnya, dengan satu liter bahan bakar premium Sapu Angin 3 bisa menempuh jarak 300 kilometer. Sedangkan Sapu Angin 2 hanya jarak 238 kilometer,” kata Eko kepada Tempo, Minggu, 3 Juli 2011.

Mobil Sapu Angin 4, kata Eko, mirip dengan Sapu Angin 3. Penggunaan bahan bakarnya juga 300 kilometer per liter. Namun, yang membedakannya dengan Sapu Angin 3, Sapu Angin 4 menggunakan mesin diesel.

Sapu Angin 3 dan 4, menurut Eko, adalah varian yang mengusung konsep urban content atau city car. Kedua varian tersebut juga merupakan cikal bakal untuk bisa diproduksi secara massal.

Perbedaan mesin antara Sapu Angin 2 dan 3 ada pada penggunaan mesin yang mereka namai Paijo Experiment (PEX). PEX yang dulunya hanya memakai satu busi kali ini dikembangkan menjadi 2 busi. "Kami juga gunakan sistem injeksi yang kami namai sistem iki uteke (bahasa jawa berarti ini otaknya)," ujar Eko.

Sistem ini secara harfiah dinamakan IQU-TECH. Namun, untuk mempermudah dan memberikan ciri kas Jawa Timuran, sistem tersebut dibaca dengan iki uteke.
Mobil Sapu Angin 5 bahkan jauh lebih irit. Dengan satu liter premium, mobil ini bisa menempuh jarak 1.500 kilometer. Varian ini masih merupakan prototipe dengan bentuk yang dan bobot yang lebih kecil dibandingkan Sapu Angin 3 dan 4.

Dengan kelebihan masing-masing, ketiga varian Sapu Angin itu akan diikutsertakan dalam ajang lomba mobil irit bahan bakar pada "Shell Eco Maraton Asia Tahun 2011" yang akan digelar di Malaysia, 10-14 Juli 2011 mendatang.

”Beberapa perguruan tinggi di Indonesia juga ikut dalam lomba tersebut. Tapi, Sapu Angin 3 adalah satu-satunya mobil yang menggunakan mesin diesel dalam lomba nanti,” ujar Eko pula.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com